Wednesday, February 9, 2011

Rumah Usang Ini

rumah usang ini
menyimpan dendam serakah syaitan
menjalari urat dan nadi menyelam bersama darah merah
tertumpah hanyir di lantai di gelegar hayatnya
yang semakin merapuh



rumah usang ini
pentas sandiwara bermusim
hangat di bahang kemarau
dingin dibalut tengkujuh
seribu ceritera insan
lekat di sawang kenangan
menjadi untaian pengalaman
di kalbu insan



rumah usang ini
adalah dunia yang kita diami
semakin tua dan uzur
menunggu runtuh dan relai
kembali seperti semula.



-adizack ms
tanah merah

Hanya Beberapa Fragmen Rasa

seruling semalam merdu bergema
mendayu berbisik mimpi di kuping malam dingin
namun kenyataan amat getir memagut duka
seiring dinihari melangir wajah angan



bilah-bilah penderitaan yang teranyam
bersama jaluran usia memanjat waktu
menjadikan aku seorang perindu setia
pada kedamaian yang sekian lama kucari



dengan apakah harusku kunyah
lembar sejarah yang terhidang
di atas loyang penderitaan ini
sedang kekuatan semakin sirna
dari hati yang kian luluh
diperdu takdir?



bingkisan apakah yang kau hidangkan
di atas cangkir hariku yang lama kekosongan
dan semangkuk harap kau gaulkan bersama resah
untukku hirup di dalam gelas ketidaktentuan



gita jiwaku bergetar lagi
pabila mendengar elusan simfoni rindumu
yang menyelongkar kolong sepi lubuk rasa
hangat membakar hutan perasaanku

engkaukah yang bernama cinta
hadir ke sisi tanpa dipinta
merungkai sisa-sisa kepedihan
di ujong sebuah penantian?



terpana aku akan kejernihan kolam matamu
menggetar seluruh nadi, urat dan saraf rindu
didih darah merah berlari pantas ke segenap arah
menyelongkar jantung jiwa menggelepar di lantai kalbu
akan ke manakah ku dibawa illusi fana ini?



andai dapat ku putarkan masa berganti
biarlah ia menjadi seperti igau yang ku impi
bagai mengatur bilah-bilah pengalaman
di atas sebidang tikar fana kehidupan



akulah rumah segala hutan perasaan
membakar membahang luluh cebisan kenangan
yang tinggal kini cumalah sebaris anak tangga kerinduan
melangiri lurah dendam semusim kelukaan
yang masih tak tersembuhkan

tiada ruang luas untuk dijangkau
tiada denai panjang untuk diredah
tiada lurah dalam untuk dijarah
tiada kerikil tajam untuk ditarah
hanya melihat kembali ke dalam diri
buat mencari nur sebalik hijab qalbu
sesungguhnya kebahagiaan itu sebenarnya
berada dalam empat kolong hatimu sendiri
andai kau bisa menemukannya



andai tiang serinya utuh menongkat langit
paksinya tiadakan goyah maupun patah
kerana kasih sayang menjadi bumbungnya
saling pengertian menjadi lantai dan dinding
berpadu segala rasa dalam iman dan taqwa
berserah dan pasrah dalam keredhaan
bersatulah keikhlasan dalam mawaddah.



-adizack ms
tanah merah

Lukisan Perasaan

duka menyelaputi kening hari
merisik khabar dari kejauhan
suatu masa telah ku tinggalkan
bersama kenangan tak terlenyapkan

kanvas ingatan yang terhampar
harus terusku warnakan jua
walau dengan airmata darah
menjadi potret tak tersiapkan

hingga kini masih jemariku menari
mengilas berus harap yang berdebu
menjadi lukisan sebuah perasaan
untuk ku gantung di garis horizon

berdiri sepi di tanjung hayat
menanti kapal usia beringsut perlahan
meski berabad gersang memanjang
masih ku teguh di pinggir pelabuhan ini

akanku terus menyelam tanpa putus-asa
mencari mutiara di dasar laut kecintaan
kuyakini suatu waktu akan hadir
bilamana ku bisa memeluk hangat zatMu
tanpa berpaling lagi.



-adizack ms
9 februari 2011
tanah merah

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails