menjelang malam
tika topengmu dibuka
kulihat tipudaya sarat
tergantung di wajah
antara senyum sembilu
tajam menusuk bicara
kiranya antara kita
terlalu berbeda zahirnya
meski kita
saudara sedarah sedaging
sumpah keramat moyang
pantang diderhakai
lupakah kau suatu waktu
pernah kita sama membajai
segenggam tanah bertuah ini
dengan benih ketulusan
jangan biarkan
topengmu menutup hati nurani
egomu merungkai keakraban
dan lidahmu menyelar kesopanan
kerana aku tak ingin sengketa
menusuk atau ditusuk oleh
keris sepuh saudaraku sendiri.
-adizack ms
disember 2007
No comments:
Post a Comment