lembut suara muazin
menyelongkar lubuk hati
hitam & berkarat
dingin subuh menarik
selimut malam
aku pun bangkit
menyusur lurah sedar
memanjat tembok alpa
betapa anugerahMu melimpah
dari tasik kasih sebening salju
sedang terlalu sedikit
kesyukuranku
suara muazin itu kian
menyambar telingaku
semakin jelas & ngilu
mengingat seaspal dosa
bisakah terampun?
-adizack ms
mei 1985
No comments:
Post a Comment